Foto: Freepik

Halo Sayurfriends!

Pernah nggak sih, ketika Sayurfriends sedang ingin membuat makanan pedas dengan cabai dan ternyata hasilnya jauh dari ekspektasi? Misalnya, kamu ingin membuat sambal super pedas, tapi cabai yang digunakan justru pedasnya kurang menggigit, atau mungkin kamu ingin membuat masakan dengan tingkat kepedasan yang ringan, tapi malah hasilnya terlalu pedas. Tentunya hal tersebut sangat mengecewakan dan bikin bad mood ya, Sayurfriends. Nah, biar hal ini nggak terulang lagi, penting banget untuk mengenali karakteristik berbagai jenis cabai, dari tingkat kepedasan hingga penggunaannya yang tepat dalam masakan. 

Foto: Freepik

Pastinya Sayurfriends pernah denger istilah “kecil-kecil cabe rawit”, kan? Nah, cabai rawit merah ini punya rasa yang cocok dengan istilah itu. Kecil tapi bikin nangis, itulah istilah yang paling pas untuk mendeskripsikan si cabai rawit merah ini. Cabai mungil ini punya reputasi sebagai salah satu cabai paling pedas di Indonesia. Meski ukurannya mini, jangan remehkan rasa pedasnya yang bisa bikin lidah kepanasan! 

Cabai merah besar punya rasa pedas yang nggak senendang cabai rawit, tetapi tetap memberikan rasa pedas yang nikmat. Selain itu, cabai ini juga memberi warna merah yang cantik pada masakan. Cabai merah besar biasanya digunakan dalam sambal, bumbu rendang, atau bumbu balado. 

Cabai ini sering dipakai buat sambal agar warnanya jadi merah menyala dan terlihat lebih menggugah selera. Tapi, karena cabai merah besar mengandung banyak air, cabai ini gampang busuk. Jadi, mending langsung dipakai daripada disimpan terlalu lama, ya, Sayurfriends!

Selanjutnya, ada cabai merah keriting, yang terkenal dengan bentuknya yang unik dan keriting sesuai namanya. Warnanya merah terang, bentuknya panjang serta lancip, tapi diameternya lebih kecil dibandingkan dengan cabai merah besar. Meski begitu, soal kepedasan, cabai merah keriting juga nggak terlalu pedas, mirip-mirip dengan cabai merah besar.

Biasanya, cabai merah keriting diolah dengan cara dipotong serong dan ditambahkan ke dalam berbagai tumisan. Cabai ini sering dijadikan pelengkap tumisan karena selain menambah rasa, bentuk potongannya bikin tampilan masakan lebih cantik.

Foto: Freepik

Siapa yang pernah mengira kalau cabai rawit hijau adalah versi cabai merah yang belum matang? Eits, jangan salah, Sayufriends! Cabai ini bukan cabai rawit merah yang masih muda, tetapi memang jenisnya berbeda. Cabai rawit hijau ini adalah salah satu cabai paling pedas di Indonesia. 

Bentuknya kecil dengan warna hijau tua yang khas. Dibandingkan dengan cabai rawit merah, tingkat kepedasannya memang lebih ringan. Saat dimasak, cabai rawit hijau akan berubah warna menjadi cokelat. Biasanya, cabai ini sering dijadikan pelengkap gorengan atau bahan tambahan untuk acar. 

Selanjutnya ada cabai hijau besar, salah satu cabai yang pedasnya cukup ringan. Cabai hijau besar adalah cabai merah besar yang belum matang. Biasanya, cabai ini digunakan untuk menambah cita rasa masakan, terutama dalam hidangan tumis. Cabai hijau besar memiliki warna hijau tua dengan tekstur yang renyah, mirip dengan cabai merah besar tapi belum matang sepenuhnya. 

Cabai hijau keriting punya bentuk yang panjang dan keriting, mirip dengan versi matangnya, yaitu cabai merah keriting. Meskipun tidak terlalu pedas, cabai ini tetap memberikan rasa segar dan sedikit pedas yang cocok untuk berbagai jenis masakan. Biasanya, cabai hijau keriting dipakai dalam tumisan atau sambal hijau, sering dipotong serong agar lebih mudah dicampur dalam hidangan. Cabai ini punya tekstur yang renyah dan menambah warna menarik dalam masakan.

Setiap jenis cabai memiliki karakteristik unik, dari tingkat kepedasan hingga penggunaannya dalam masakan. Dengan mengetahui perbedaan jenis-jenis cabai ini, Sayurfriends bisa memastikan cabai mana yang paling pas dengan tingkat kepedasan yang sesuai selera. Jadi, cabai mana nih yang cocok sama selera Sayurfriends? Oh iya, berbagai jenis cabai merah dan hijau ini bisa didapatkan di Sayurbox. Yuk, beli di sini!